Menuju
Peterhof
Untuk menuju Peterhof, kami harus berganti kendaraan
sebanyak dua kali, yaitu метро (baca: metro) kemudian berganti маршрутка (baca: marshrutka).
Pertama-tama kami naik metro dari stantsiya Площадь Восстания
(baca: Plosyad Vosstaniya) menuju Автово
(baca: Avtovo). Dari stantsiya Plosyad Vosstaniya menuju Avtovo, kami melewati 6
pemberhentian, yaitu Владимирская
(baca: Vladimirskaya), Пушкинская
(baca: Pushkinskaya, Технологический Институт
- 1 (baca: Tekhnologiceskiy Institut),
Балтийская (baca: Baltiyskaya), Нарвская (baca: Narvskaya), dan Кировский Завод (baca: Kirovskiy Zavod).
Perjalanan dari Plosyad Vosstaniya ke Avtovo ditempuh sekitar 17 menit.
Berbeda
dengan metro di Moscow yang hanya menerima pembayaran dengan kartu yang dapat
dibeli di stasiun metro, di Saint Petersburg, pembayaran dapat dilakukan dengan
membeli koin atau kartu. Untuk sekali jalan kita perlu 1 koin seharga RUR 35.
Sedangkan kartu harganya RUR 60 untuk 1 kartu kosong, sehingga kita harus
mengisi dengan sejumlah uang sebelum dapat menggunakan kartu tersebut. Jika
kita menggunakan kartu, untuk sekali jalan nilai uang yang ada di kartu akan
terpotong RUR 33. Sekali jalan berarti sekali masuk stantsiya, walaupun
berganti metro, asalkan tidak keluar dari dalam tanah, maka dianggap sekali
jalan.
Setelah
sampai di stantsiya Avtovo kami keluar dan menunggu marshrutka dengan kode K-424, yang tempat pemberhentiannya terletak
di seberang stantsiya Avtovo.
Apa
marshrutka itu? Marshrutka adalah angkutan umum semacam angkot di Indonesia,
yang membedakan adalah bentuk kendaraannya. Kendaraan untuk marshrutka cukup
tinggi, sehingga penumpang keluar masuk tidak perlu menunduk. Marshrutka berisi
15 orang penumpang dengan jarak antar tempat duduk cukup lapang untuk ukuran
orang Indonesia. Pembayaran di marshrutka dilakukan dengan uang “cash” langsung
ke sopir dan besarnya tergantung tujuan kita. Dari stantsiya Avtovo ke
Petergof, tarifnya RUR 70 per orang.
Jarak
Stantsiya Avtovo ke Peterhof sekitar 30 km dan dapat ditempuh dalam waktu
sekitar 30 menit. Suasana pagi itu di Petergof hujan gerimis, namun demikian
tidak menghalangi para turis dari berbagai negara untuk datang. Banyak turis
dalam rombongan-rombongan kecil mengikuti pemandu mereka yang membawa bendera
kecil. Ada yang dari Asia Timur entah itu dari China, Jepang, atau Korea. Ada
pula dari yang dari Eropa.
Peterhof
Peterhof terletak sekitar 30 km dari pusat kota Saint
Petersburg. Dengan jumlah penduduk hanya sekitar 74 ribu jiwa, Peterhof
terkenal sebagai “host of” Saint
Petersburg State University. Selain itu terdapat pula pabrik jam terutua di
Rusia, yaitu Petrodvorets yang berdiri pada tahun 1721 serta yang paling menarik wisatawan
adalah kompleks istana Peterhof.
Istana Peterhof terdiri dari
bangunan-bangunan bersejarah dan taman alami yang yang sangat luas serta
berjarak kurang dari 100 meter dari bibir pantai teluk Finlandia. Istana
Peterhof terdiri dari Grand Palace, Peterhof Park and Garden, The Fountain of
Peterhof, Monplaisir, Marly Palace, Peterhof Harmitage, Cottage Palace &
Alexandria Park, dan lain-lain.
Untuk masuk ke kompleks istana Peterhof, pengunjung
dikenakan biaya RUR 700 untuk umum dan RUR 350 untuk mahasiswa/pelajar.
Setelah membeli tiket, kami menuju pelataran Grand
Palace. Walaupun masih pagi dan cuaca mendung bergerimis, wisatawan sudah
memenuhi area ini, mereka menunggu diperdengarkannya musik pembuka bersamaan
dengan dimulainya pertunjukan air mancur yang muncul di sela-sela patung
berwarna kuning keemasan. Di depan Grand Palace memang terdapat sungai kecil
yang menghubungkan pusat air mancur dengan teluk Finlandia. Di beberapa tempat
di sungai kecil tersebut dibangun jembatan, sehingga pengunjung dapat
menyeberang atau sekedar melihat air mancur dari kejauhan.
Tepat pukul 10.00 terdengar alunan musik klasik
sekaligus pertanda pertunjukan air mancur dimulai. Pengunjung berebut untuk
mengabadikan suasana tersebut sampai tidak terlihat tempat kosong di seputaran
air mancur, sepanjang sisi kiri dan kanan sungai, hingga jembatanpun penuh
dengan wisatawan.
Setelah suara musik berhenti dan sebagian besar
pengunjung meninggalkan daerah sekitar air mancur di Grand Palace, kami pun
pergi menyusuri tepian sungai untuk menuju pantai. Pantai di Istana Peterhof
menghadap laut Baltik, yang berarti sudah cukup “dekat” dengan wilayah kutub
utara.
Ternyata di pantai, tepatnya di teluk Finlandia banyak
bersandar kapal-kapal wisata dan kapal-kapal penumpang dengan rute Peterhof –
Saint Peterburg.
Setelah dari pantai, kami kembali menyusuri tepian
sungai kembali melihat air mancur di Grand Palace yang kami kira mulai sepi,
ternyata tidak. Suasana tetap ramai, walaupun hujan gerimis sebentar turun,
sebentar berhenti.
Kemudian perjalanan, kami lanjutkan menyusuri taman
kecil ke arah kiri, di mana terdapat patung yang cukup menarik walaupun kami
tidak mengerti artinya.
Kembali perjalanan kami teruskan menuju The Fountain of Peterhof, yaitu sebuah air
mancur yang airnya keluar dari patung Peter the Great yang sedang bertarung
melawan buaya, apa maksudnya? Kami sendiri juga tidak mengerti, mungkin lain
kali bisa di googling ya.
Berikut beberapa foto yang sempat kami ambil sambal
berjalan keluar komplek istana Peterhof, sehari rasanya tidak cukup untuk
mengelilingi kompleks istana yang begitu luas. Namun apa daya, badan rasanya
sudah capek, apalagi selama perjalanan Moscow – Saint Peterburg tidur tidak
nyenyak.
Penginapan
Setelah dirasa cukup, kamipun kembali ke Saint
Petersburg, kali ini kami meluncur ke penginapan yang telah kami pesan beberapa
hari sebelumnya. Dari Peterhof, kami kembali menggunakan angkutan Marshrutka
dengan kode K-424 menuju stasiun metro Avtovo. Dari stasiun metro Avtovo, kami
menuju stasiun metro Admiralteyskaya. Setelah melewati 4 stasiun, yaitu Kirovskiy
Zavod, Narvskaya, Baltiyskaya, dan Tekhnologiceskiy Institut – 1, kami sampai
di stasiun Pushkinskaya pindah jalur ungu menuju stasiun metro Admiralteyskaya.
Setelah melewati 1 stasiun, yaitu Sadovaya, kami sampai di penginapan.
Perjalanan dari metro Avtovo ke metro Admiralteyskaya ditempuh sekitar 22
menit.
Keluar
stasiun metro Admiralteyskaya Belok kanan menyusuri jalan kecil, sampailah di
EveRest Hostel, yang terletak di большая
морская улица (Baca: Bolshaya Morskaya Ulitsa) Nomor 25.
Hostel EveRest hanya memiliki beberapa kamar, di
setiap kamar berisi tempat tidur yang jumlah berbeda tergantung luas kamar.
Kamar yang kami tempati berisi 2 tempat tidur bertingkat, sehingga cocok untuk
4 orang. Perhitungan harga sewa kamar juga bervariasi, ada yang dihitung per
orang ada juga yang dihitung per kamar. Kamar yang kami tempati bertarif RUR 2
100 per malam. Fasilitas di dalam kamar, selain tempat tidur bertingkat,
terdapat 1 lemari besar tanpa pintu. Handuk, kasur dan sarungnya, sprei,
selimut, bantal dan sarung bantal, masing-masing mendapat 1 set.
Untuk tempat tidur, di setiap tempat tidur terdapat
gorden untuk menjaga privasi, karena bisa saja setiap orang yang menginap dalam
1 kamar tidak saling mengenal sebelumnya.
Untuk kamar mandi dan toilet terletak di luar kamar
dan digunakan secara bergantian dengan aturan setiap orang mendapat jatah
maksimal 20 menit. Demikian pula ruang makan yang jadi satu dengan dapur,
digunakan secara bersama-sama. Setiap orang boleh membeli makanan mentah untuk
dimasak di hostel dan disimpan di kulkas yang disediakan oleh pemilik.
Perlengkapan untuk memasak juga disediakan oleh pemilik hostel.
Lunch
Setelah melepas lelah sejenak dan menyimpan koper yang
sejak dari Moscow selalu kami bawa, kami keluar untuk mencari makan. Setelah
berjalan menyusuri jalan-jalan kecil akhirnya kami menemukan restoran siap
saji, KFC. Berbeda dengan suasana di Indonesia, restoran atau rumah makan
semacam KFC, Mc Donald, Pizza Hut, dan lain-lain yang dapat menghias atau mengecat
bangunan sesuai ciri khas mereka. Di Russia, mereka hanya boleh menempelkan
tulisan kecil di pintu atau di kaca gerai mereka, sehingga agak sulit untuk
menemukan restoran atau gerai-gerai itu.
Karena gerainya kecil dan waktunya makan siang
sehingga pengunjung penuh, kami putuskan untuk makan di hostel saja, sekalian
sambil istirahat. Sampai di sini, anak kami yang cowok pamit untuk jalan dengan
teman-temanya, sehingga kami tinggal bertiga.
Setelah sempat tertidur beberapa saat, kami putuskan
untuk kembali berjalan menyusuri jalan-jalan di kota Saint Petersburg. Tujuan
utama kami adalah jembatan yang bisa dibuka saat ada kapal lewat atau dikenal
dengan nama Drawbridges.
Drawbridges
Drawbridges adalah jembatan yang dapat dibuka dan
ditutup. Di kota Saint Petersburg sebenarnya terdapat beberapa jembatan, tetapi
hanya satu yang dapat dibuka dan ditutup.
Tujuan utama kami adalah ingin melihat Drawbridges
terbuka, tetapi ternyata Drawbridges hanya dibuka pada tengah malam atau
tepatnya pukul 00.30. Walaupun keinginan untuk menunggu cukup tinggi, namun
kami putuskan untuk kembali ke hostel dan beristirahat saja, karena badan
rasanya masih capek. Kami hanya mengambil beberapa gambar di sekitar jembatan.
Dalam perjalanan kembali ke hostel, kami melewati
salah satu museum dan gallery terbesar di Russia, yaitu эрмитаж. Kami berkeliling di sekitar museum dan mengambil beberapa
gambar, kemudian kami mampir ke sebuah продукты
(baca: Produktei)
atau di Indonesia dikenal dengan mini market. Kami mencari makanan dan minuman
untuk makan malam. Akhirnya sekitar pukul 22.00 kami sampai di hostel, sambil
menunggu anak kami yang cowok kembali, kami mengobrol mendiskusikan tempat yang
akan kami tuju esok hari. Sekitar pukul 23.00 anak kami datang, anak kami
bercerita bahwa hampir saja kecopetan saat berjalan bersama teman-temannya tadi
siang.
0 comments:
Post a Comment